Nelayan mulai khawatir dengan musim kemarau. Karena penderitaan yang mereka alami. Mereka tidak ingin kejadian yang menyebabkan hilangnya ribuan ikan di Mali-mali terulang kembali.
Pambakal Mali-mali Ahmed Baswan, membenarkan, sekelompok petani ikan di Mali-mali menghentikan sementara penanaman benih ikan.
Ahmad Baswan menjelaskan: “Makanya, selain awan, kami memikirkan tahun itu. Dan kami hanya memperbesar dan kami tidak melihat benih setelah itu karena musim kemarau.”
Dinas pertanian di wilayah Banjar memprediksi risiko kekeringan dengan memenuhi kebutuhan petani secara cepat. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banjar, Varsita mengatakan, pihaknya sudah memenuhi tuntutan kelompok tani (Pektan) yang khawatir tanaman padi mereka gagal akibat cuaca panas.
“Untuk solusi jangka pendek, kami telah memberikan bantuan kepada kawasan pertanian Poktan yang dilanda kekeringan dan menghadapi masalah irigasi. Seperti tembakan bantuan untuk Puktan Bina Swarga, Desa Melayu Ilir, kawasan Martapura Timur,” ujarnya.
Hingga saat ini, lanjut Varsita, sudah ada 13 kelompok tani (pektan) yang menerima bantuan pompa. “Nanti menyusul 26 poktan di desa lainnya,” ucapnya.
Selain melakukan upaya jangka pendek untuk mencegah gagal panen, Dinas Pertanian Kabupaten Banjar juga telah menyusun solusi jangka panjang. Yakni memberikan 219 pompa air kepada pemerintah pusat.
Padahal, sejauh ini baru 26 yang diterima dan disalurkan ke kelompok tani. “Jadi tidak hanya lahan pertanian yang dekat sumber air.
Dijelaskannya: “Namun untuk lahan pertanian yang jauh dari sumber air, kami juga memberikan bantuan khusus alat pompa air dalam.” Jelasnya.
Eksplorasi konten lain dari Blogbaca.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
Respon (2)