Hasil visum mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip), Dokter Aulia Risma Lestari diungkap.
Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar mengatakan, dari hasil visum terungkap Dokter Aulia meninggal karena mati lemas.
Meski begitu, terkait dugaan Dokter Aulia melakukan mengakhiri hidup, Irwan belum bisa memastikannya.
Penyebabnya, ada kemungkinan Dokter Aulia meninggal karena kelalaiannya sendiri dalam menyuntikkan obat nyeri ke tubuhnya.
Untuk itu, polisi hingga kini masih mendalami kasus meninggalnya Dokter Aulia.
“Soal bunuh diri, belum tentu juga karena bisa juga karena lalai diri sendiri menyuntikkan obat nyeri melebihi aturan. Namun, masih kita dalami,” kata Irwan, Jumat (16/8/2024), dilansir Tribun Jateng.
Irwan menambahkan, karena tidak ada tanda kekerasan, maka pihaknya tidak melakukan autopsi pada jenazah Dokter Aulia.
Selain itu, pihak keluarga juga menolak adanya autopsi tersebut.
Lebih lanjut, terkait adanya dugaan bullying atau perundungan yang dialami Dokter Aulia, Irwan mengaku masih belum menemukan petunjuk.
Baik itu petunjuk dari barang bukti yang ada atau dari keterangan saksi.
Namun, jika nantinya ditemukan adanya bullying, maka akan segera diproses secara hukum.
“Sampai saat ini belum ada ke arah itu. Butuh saksi dan alat bukti.”
“Kalau memang ada bully-an dan perundungan pasti akan langsung kita proses hukum,” terang Irwan.
Keluarga Bantah soal Bunuh Diri
Pihak keluarga akhirnya buka suara terkait kabar Dokter Aulia yang diduga mengakhiri hidupnya karena tindakan bullying yang dialami selama menjalani PPDS FK Undip.
Kuasa hukum keluarga ARL, Susyanto SH MH, mengaku pihaknya tidak bisa menjelaskan dengan detail terkait penyebab kematian Dokter Aulia.
Namun yang jelas, pihak keluarga membantah soal dugaan Dokter Aulia meninggal karena mengakhiri hidupnya sendiri.
Susyanto menegaskan, Dokter Aulia meninggal karena sakit yang dideritanya.
“Terkait yang viral katanya, nuwun sewu (mohon maaf) korban meninggal karena bunuh diri itu kami sangkal.”
“Itu tidak benar. Bahwa almarhumah meninggal dunia karena sakit,” kata Susyanto.
Menurut Susyanto, semasa hidup Dokter Aulia memiliki riwayat penyakit syaraf kejepit dan ketika kelelahan ia akan merasakan sakit.
Keluarga menduga, Dokter Aulia kelelahan dan merasakan sakit sehingga dalam keadaan darurat ia menyuntikkan obat anestesi dan kelebihan dosis.
“Intinya pihak keluarga menampik terkait bahwa korban almarhumah itu meninggal dunia karena bunuh diri.”
“Kami sebagai kuasa hukum dari keluarga itu menolak berita tersebut,” tegas Susyanto.
Terkait dugaan bullying yang dialami Dokter Aulia, Susyanto memilih bungkam.
Susyanto menuturkan, pihak keluarga hanya akan bicara terkait hal tersebut kepada penegak hukum saja.
Hal itu pun baru akan dilakukan keluarga Dokter Aulia jika penegak hukum meminta keterangan resmi saja.
Pasalnya, pihak keluarga khawatir jika informasi itu diungkap ke media akan berujung menjadi fitnah.
Selanjutnya, pihak keluarga menyerahkan semua kasus dugaan bullying ini kepada Kemenkes RI.
“Itu kewenangan dari pihak Kementerian Kesehatan untuk menata dapur rumah tangganya.”
“Kami hanya sebatas memberikan keterangan apa yang dibutuhkan oleh Kemenkes RI,” ungkap Susyanto.
Eksplorasi konten lain dari Blogbaca.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.