Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai muncul di Kalimantan Selatan.
Pada tahun 2024 dan hingga 16 Agustus mendatang, di Kabupaten Banjar sudah terjadi kebakaran seluas 6,7 hektare. Sekitar 3,7 hektar lahan terbakar di Kota Banjarbaru.
Penjabat Direktur Jenderal (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjar Warsita, Selasa (20/8) mengatakan, lahan yang terbakar berupa semak belukar, pertanian, atau perkebunan.
BPBD Banjar juga melakukan upaya-upaya seperti sosialisasi masyarakat tentang bahaya karhutla, rapat koordinasi, seruan siaga, penetapan status waspada mulai 25 Juli.
Penyiapan sumber daya manusia (SDM) dan peralatan serta penyusunan peraturan untuk penanggulangan kebakaran hutan dan lahan. sistem penanganan material.
“Selain itu, perlu dilakukan upaya mitigasi seperti patroli di lapangan dan pembuatan posko penanganan karhutla,” tegasnya.
Peralatan dan perbekalan yang disiapkan dan siaga antara lain tenda posko, tangki air, tangki penampung, selang, nozzle, mesin alkon, kepyok dan track. Empat tim juga disiapkan di posko.
“Kami sudah menyiapkan posko dan tim sebelum terjadi karhutla. Mereka bersiaga 24 jam,” jelasnya.
Berdasarkan hasil peta, kecamatan karhutla meliputi Kecamatan Aluh-aluh, Martapura Barat, Martapura Timur, Untung Baru dan Gambut.
Sementara di Banjarbaru, tercatat enam kasus karhutla. Biasanya terdapat di daerah langganan yaitu Kecamatan Landasan Ulin dan Liang Anggang.
Di Liang Anggang, kejadian serupa terjadi di Kecamatan Landasan Ulin Selatan. BPBD Banjarbaru mulai melakukan patroli rutin.
Kawasan bandara Syamsudin Noor menjadi prioritas kami, kata Kalak BPBD Banjarbaru Zaini, Selasa. Staf sekarang dilengkapi dengan mesin terapung.
Komunitas seperti sukarelawan pemadam kebakaran juga dilibatkan. Mereka menguasai lokasi beberapa titik panas yang terletak di perbatasan Kecamatan Liang Anggang dan Batibati, Kabupaten Tanahlaut.
“Api dari Tala bisa sampai ke Banjarbaru,” ujarnya.
Taufik juga mengimbau masyarakat tidak membuka lahan dengan api. “Jangan membuang puntung rokok, apalagi di daerah rawan kebakaran,” ujarnya.
Dibandingkan bulan-bulan sebelumnya, jumlah titik panas tertinggi tercatat pada bulan Agustus. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Kalimantan Selatan (BMKG) pada Senin (19/8). Titik terpanas berada di Kabupaten Tabalong sebanyak 46 titik, disusul Tapin sebanyak 41 titik, dan Kotabaru sebanyak 19 titik.
Sementara pada periode 2024, pada Senin (19/8), wilayah yang muncul titik terpanas adalah Kabupaten Tabalong 264 titik, disusul Tapin 136 titik, dan Kotabaru 97 titik.
Adhitya Prakoso, Prakirawan Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor, menjelaskan, untuk Banjarbaru dan sekitarnya, belum terlihat titik panas signifikan.
Namun kawasan sekitar Bandara Syamsudin Noor, khususnya di kawasan Guntung Damar, perlu mendapat perhatian khusus..
“Jika terjadi kebakaran di sana akan menimbulkan kabut asap yang dapat mengganggu lalu lintas udara,” ujarnya, Selasa.
Katanya puncak musim kemarau terjadi antara akhir Agustus hingga pertengahan September. Plt Kalak BPBD Kabupaten Baritokuala Mirwan Siregar mengatakan, sudah terdapat 20 titik api kategori menengah di Kecamatan Kuripan, Kecamatan Wanaraya, dan Kecamatan Marabahan.
“Pohon-pohon terbakar dan kepunahan total,” katanya, Selasa, usai pertemuan di kantor bupati.
Mirwan mengatakan, pihaknya akan memasang spanduk peringatan bahaya karhutla. Selain itu, petugas pemadam kebakaran dari tujuh perusahaan perkebunan kelapa sawit juga diperiksa.
“Tidak ada perubahan penerapan hukum terhadap pelaku karhutla, baik biasa maupun komersial. Hukum lingkungan hidup akan tetap diterapkan,” kata Mirwan.
Sebelumnya, sebanyak 30 unit pompa air perpipaan disalurkan pemerintah kabupaten kepada relawan BPK.
Eksplorasi konten lain dari Blogbaca.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.